Taman Nasional Gunung Rinjani – Alam, Wisata, Tumbuhan & Fauna
Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan taman nasional yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya di pulau Lombok. Biasanya, daerah seluas 40.000 hektar ini disingkat TNGR untuk mempermudah penyebutannya.
Daya tarik wisata utama kawasan TNGR pastinya yaitu Gunung Rinjani yang sudah terkenal. Akan namun, destinasi wisata taman nasional ini tidak cuma hingga di situ saja, melainkan juga pesona alam lain yang dimiliki kawasan konservasi ini. Mulai dari flora, fauna, hingga panorama alam yang dijamin bisa memanjakan mata.
Sejarah Taman Nasional Gunung Rinjani
Sebelum resmi menjadi salah satu taman nasional di Indonesia, tempat Gunung Rinjani ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Sejarah tersebut dibagi menjadi dua bab penting, adalah pada tahun 1941 dan tahun 1990.
Berdasarkan Surat Keputusan No. 15 Staatblad Nomor 77 pada tanggal 17 Maret 1941, daerah ini dijadikan sebagai Suaka Margasatwa Gunung Rinjani oleh pemerintah Belanda. Keputusan tersebut lalu berubah pada tahun 1990.
Pada
tanggal 24 Maret 1990 merujuk Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.
448/Kpts-II/1990 yang menyatakan bahwa status kawasan Suaka Margasatwa ini
berganti status menjadi Taman Nasional Gunung Rinjani dengan luas 40.000 hektar.
Keputusan ini dikeluarkan ketika berlangsungnya Pekan Konservasi Alam Nasional II
di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Kondisi Alam Taman Nasional Gunung Rinjani
1. Letak dan Topografi
Secara geografis Taman Nasional Gunung Rinjani berada di antara 8°18’18’’ – 8°32’32’’ Lintang Selatan dan 116°21’30’’ – 116°34’15’’. Sedangkan jika dilihat dari posisi administratifnya berada di antara kawasan Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kondisi topografi dari TNGR yaitu kawasan bergunung-gunung dengan ketinggian antara 500 sampai 3.726 meter di atas permukaan bahari dengan kontur bergelombang, datar, dan juga berbukit. Gunung-gunung yang ada juga terpisahkan oleh lembah dan lereng berbatu yang cukup curam.
2. Iklim dan Hidrologi
Curah hujan di TNGR berlawanan antara daerah satu dan yang lainnya. Pada bagian selatan dan tengah taman nasional, curah hujannya berkisar di antara 2.000 hingga 4.000 mm per tahun. Sedangkan di bagian timur mempunyai kecenderungan kering, curah hujan rata-rata 1.200 mm per tahun.
Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan kawasan tangkapan air, sehingga memiliki tugas penting kepada keadaan hidrologi di sekitarnya. Sumber air tempat ini ialah Danau Anak Segara dan Sungai Kaliputih. Ada juga sungai lain, seperti Lekok Reak, Jurit, dan Amor-Amor.
3. Ekosistem
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani memiliki ekosistem yang cukup beragam. Di antara ekosistem tersebut yakni daerah tandus dan semak belukar, sabana, hutan pegunungan, hutan primer dan sekunder, serta hutan flora.
Flora dan Fauna Taman Nasional Gunung Rinjani
Sebagai tempat yang terlindungi, Taman Nasional Gunung Rinjani tidak hanya mempunyai daya tarik alam yang menarik . Melainkan juga kaya akan berbagai jenis flora dan fauna. Sepanjang jalur pendakian, mata kita akan disuguhi berbagai jenis keanekaragaman hayati. Bahkan tidak jarang ditemukan tumbuhan dan fauna langka.
1. Flora
Kekayaan flora yang dimiliki tempat taman nasional ini menjadi salah satu pesona utamanya. Jenis-jenis tumbuhan yang didapatkan pun beragam dan mengikuti alur ketinggian gunung. Dipuncak paling tinggi yang menjadi incaran yaitu bunga edelweis.
Flora
yang berkembang di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dapat dibagi menjadi tiga
menurut ketinggian gunung. Ketiga jenis tersebut adalah kawasan dengan
ketinggian di bawah 1.000 meter di atas permukaan maritim, di atas 1.000 meter di
atas permukaan maritim, dan puncak gunung.
Wilayah yang berada pada ketinggian di bawah 1.000 meter di atas permukaan bahari ditumbuhi oleh jenis garu (Dysoxylum), mimba (Azadirachta argentea), lambudu (Lasianthus), beringin (Ficus superba), randu hutan (Gossampinus heptophylla), dan deduren (Agalaia argentea).
Selain itu, ada juga jenis jambu-jambuan (Myrtaceae), harendong (Melastoma), jarong, manyering, pala hutan (Myristica fatna), bayur (Pterospermum javanicum), dan rotan (Calamus).
Adapun jenis tanaman yang berada di ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan bahari, antara lain jenis jambu-jambuan (Myrtaceae), deduren (Agalia argentea), sentul (Aglaia), garu (Dysoxylum), bangsal (Engelhardita spicata), gelagah (Saccharum spontaneum), meneni, malaka (Phyllanthus emblica), lumut jenggot (Usnea), dan malela (Podocarpus).
Terdapat pula jenis kayu raksasa, kayu jukut (Eugenie polyantya), paku-pakuan, beringin (Ficus superba), pandan (Pandanus), cemara gunung (Casuarina junghuhniana), teh gunung, alang-alang (Imperata cylindrica), anggrek (Vanda), dan juga edelweis.
Semakin naik ke puncak tertinggi dari Gunung Rinjani, vegetasi flora yang dijumpai kian didominasi oleh aneka macam spesies rumput. Hal ini disebabkan oleh keadaan tanahnya yang berbatu, tandus, berpasir, dan nyaris botak.
Sementara itu di bab selatan dari kawasan taman nasional terdapat wilayah reboisasi tumbuhan. Beberapa jenis yang dikembangkan yaitu pohon mahoni (Swietenia macrophylla), nangka (Artocarpus integra), suren (Toona sureni), kemiri (Aleurites mollucana), dan kayu anggun.
2. Fauna
Berbagai jenis fauna tersebar di seluruh tempat Taman Nasional Gunung Rinjani, mulai dari spesies yang kerap ditemui, satwa endemik, sampai yang dilindungi. Kondisi alam daerah ini memang menjadi surga untuk seluruh jenis satwa.
Adapun beberapa macam fauna yang mau dijumpai di sepanjang kawasan taman nasional ini antara lain landak (Hystrix javanica), babi hutan (Sus vittatus), rusa (Cervus timorensis), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak), lutung (Trachypithecus auratus), dan kelelawar buah (Macroglossus minimus).
Jenis burung yang hidup di kawasan ini, yakni uncal buau (Macropygia emiliana), aris nusa tenggara (Zoothera dohertyi), walik putih (Ptilinopus cinctus), dan burung madu (Lichmera lombokia).
Sementara untuk spesies satwa endemik yang menghuni TNGR ialah musang rinjani (Paraoxurus hemaproditus rinjanicus). Spesies ini juga sangat penting untuk dikonservasi untuk menjamin keberlangsungannya.
Destinasi Wisata dan Kegiatan
Kawasan
yang mempunyai daya tarik alam hebat seperti Taman Nasional Gunung Rinjani
memang senantiasa menawan untuk dikunjungi. Entah itu sekadar selaku pengisi
kekosongan atau memang menjadikannya destinasi untuk berwisata.
Mengunjungi TNGR tidak sebatas untuk memperhatikan keindahan tumbuhan dan fauna serta panorama alamnya saja. Melainkan berbagai kegiatan juga dapat dikerjakan dengan menjadikan daya tarik tersebut sebagai tujuan destinasi wisata.
1. Danau Segara Anak
Danau Segara Anak menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik di daerah Taman Nasioal Gunung Rinjani, alasannya keindahannya yang mampu mengobati penat. Danau ini berada di ketinggian 2.010 meter di atas permukaan bahari.
Di
sekeliling danau ini terdapat gunung-gunung yang bantu-membantu adalah dinding
kaldera yang warna-warni. Lalu di tengah-tengah danau ada satu gunung yang
diberi nama Gunung Baru. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.376 di atas permukaan
bahari, sehingga pesona alam kian bertambah eksotis.
Adapun
kedalaman dari danau ini adalah sekitar 230 meter dan airnya berbau welirang,
sehingga mampu dipakai untuk mandi air panas. Air dari danau juga kelihatan
sungguh jernih dan terlihat kebiruan.
Selain itu, suhu yang dimiliki danau ini juga berlawanan-beda di setiap titik yang ada. Hal menawan lain dari danau ini adalah aneka macam mitos yang terus berkembang di kelompok penduduk setempat.
2. Pemandian Otak Kokok Gading
Otak
Kokok Gading merupakan teladas yang menjadi salah satu tujuan rekreasi dari
pengunjung daerah Taman Nasional Gunung Rinjani. Selain pemandangan yang
indah, teladas ini juga diandalkan bisa mengobati aneka macam jenis penyakit.
Caranya sungguh mudah, cukup mandi saja di jeram Otak Kokok supaya penyakit yang menggerogoti tubuh segera sembuh. Selain itu, terdapat tempat peristirahatan dan juga kolam renang yang dibangun di sekitar gerojokan ini. Wisatawan juga mampu mendirikan tenda di area yang telah ditawarkan.
3. Mendaki Gunung Rinjani
Siapa yang tidak mau menaklukkan puncak gunung tertinggi ketiga di Indonesia ini?. Apalagi bagi para pecinta alam yang memang telah profesional, tentu saja Gunung Rinjani masuk ke dalam daftar gunung yang wajib untuk didaki.
Proses pendakian gunung ini dapat ditempuh lewat dua jalur, ialah lewat bab selatan dan bagian utara. Sepanjang perjalanan pendaki akan disambut oleh keindahan flora dan sesekali satwa juga akan didapati berkeliaran di sekeliling gunung.
Pendakian
lewat jalur utara membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, namun
kelebihannya yaitu jalur ini mempunyai medan yang gampang. Sementara jalur
selatan tidak memerlukan waktu usang, cuma saja medannya cukup berat.
Oleh alasannya itu, para pendaki umumnya mengawali pendakian melalui jalur utara, kemudian dikala turun gunung lewat jalur selatan. Tidak hanya flora dan fauna saja yang akan ditemui, melainkan juga pemandangan alam yang tidak kalah menakjubkannya, mirip Danau Segara Anak.
Lama
waktu pendakian Gunung Rinjani biasanya memakan sampai tiga hari. Rute yang
dilalui pada hari pertama ialah Batu Koq, Senaru, dan Pos III. Selanjutnya pada
hari kedua dimulai dari pos III, Pelawangan I, dan Danau Segara Anak. Lalu pada
hari ketiga berangkat dari Danau Segara Anak, Pelawangan II, Padebelong, dan
Sembalun.
4. Kembang Kuning
Destinasi ini juga menjadi tujuan yang pantas dikunjungi, yaitu panorama alam berupa riam. Mengunjungi Kembang Kuning akan membuat turis menetralisir anggapan dengan menikmati pesona dan kekayaan alam di daerah ini.
5. Padang Savana Sembalun Lawang
Sembalun Lawang yaitu jalur pendakian menuju Puncak Rinjani yang juga sering dijadikan sebagai destinasi rekreasi. Apalagi untuk para pemula yang belum terlalu pengalaman dalam mendaki, savana sepanjang 6 kilometer ini menjadi titik permulaan yang bagus untuk memulai pendakian.
Pemandangan yang dapat dinikmati sepanjang Padang Sabana Sembalun Lawang sangat menakjubkan. Kawasan ini didominasi dengan tanaman jenis rumput yang berkembang menjulang dengan ketinggian rerumputan berada pada kisaran 1 sampai 1,5 meter.
6. Sebau
Sebau
berada di antara jalan Pesugulan dan Sambalun yang menjadi destinasi paling
baik untuk merelaksasi pikiran dan perasaan. Hal itu disebabkan alasannya adalah tempat
ini mempunyai sumber air panas. Sehingga turis dapat berendam, mandi, dan
berenang di air sulfur yang menyehatkan ini.
Kawasan
Palawangan Sembalun sendiri ialah kawasan luas yang dapat dijadikan sebagai
kawasan untuk berkemah. Hal itu dikarenakan keadaan tanahnya yang cukup rata dan
landai. Wisatawan yang berada di daerah ini juga mampu menikmati langsung
pemandangan Danau Segara Anak.
Referensi: banyak sekali sumber
Comments
Post a Comment